Pesawat Airbus A-330 Sydney-Denpasar Angkut 200 Penumpang Meledak, 25 Orang Tewas
www.LigaEmas.com - Pesawat Angkasa Air, jenis Airbus
A-330 seri 300 dengan registrasi PK-DPS, flight number DPS 089 dari
Sydney (SYD) menuju Bali (DPS) ketika landing di runway 09 tiba-tiba
engine no. 1 meledak dan terbakar. Pesawat itu mengalami over run sampai
akhirnya terhenti di sektor 12 D pada gridmap Bandara I Gusti Ngurah
Rai.
Petugas Tower yang melihat kejadian tersebut langsung menekan Crash
bell dan menghubungi Watch Room di Fire Station melalui Hotline,
kemudian Watch Room menyampaikan berita kejadian tersebut ke AFFR Team.
General Manager selaku ketua Airport Emergency Commite segera
mengaktifkan EOC (Emergency Operation Committee). Dari data manifest
penumpang yang diberikan oleh petugas Angkasa Air, diketahui pesawat
mengangkut 200 orang penumpang.
Data yang disampaikan oleh Airport Fire Fighting & Rescue Team
didapatkan penumpang yang meninggal dunia sebanyak 25 orang, luka berat
sebanyak 45 orang, serta sisanya mengalami luka ringan serta pingsan
akibat shock atas kejadian tersebut.
Korban yang selamat yang mengalami luka ringan lalu dibawa oleh petugas
AirportService dan petugas Ground handling Angkasa Air di ruang Holding
Passsenger Area Terminal Internasional (Ruang tunggu gate 6A) untuk
dilakukan pendataan penumpang dan pengecekan passport oleh petugas
Imigrasi.
Setelah selesai dilakukan pendataan dan pemeriksaan korban selamat,
penumpang selanjutnya diangkut menuju ke Ruang Meeters. Keluarga
masing-masing penumpang yang telah
dikumpulkan di Ruang Greeters selanjutnya diperkenankan bertemu dengan penumpang selamat di Ruang Meeters.
Di sisi lain, Petugas Bea & Cukai melakukan pemeriksaan bagasi
penumpang yang telah berhasil dikumpulkan oleh petugas Ground Handling
Angkasa Air. Setelah proses penanggulangan keadaan darurat sudah selesai
dan operasional sudah berjalan normal.
Ketua Komite Bapak General Manager memberikan keterangan kepada
wartawan di lokasi yang sudah ditentukan sesuai dokumen Airport
Emergency Plan (AEP) di Lobby Kedatangan Terminal Domestik.
Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar Bali terlihat lebih sibuk dari
biasanya. Terlihat beberapa mobil pemadam kebakaran lalu lalang dengan
sirene berbunyi kencang. Menyusul di belakangnya mobil ambulans yang
melaju dengan kecepatan kencang. Tampak kobaran api di ujung landasan.
Pesawat Angkasa Air jenis Airbus A-330 seri 300 PK DPS dengan nomor
penerbangan DPS 089 rute Australia menuju Denpasar juga mengalami
gangguang teknis ketika landing. Akibatnya, pesawat yang mengangkut 200
orang tersebut mengalami crash dan tergelincir saat landing dan
tergelincir di runway 27.
Akibat kejadian tersebut, dari data manifest yang dilakukan sebanyak 25
orang meninggal dunia, 45 orang mengalami luka berat, sisanya mengalami
luka ringan. Namun, jangan salah sangka lantaran kejadian tersebut
merupakan bagian dari skenario Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat
(PKD) Dirgantara Raharja ke-89 PT Angkasa Pura I (Persero), yang
dilaksanakan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar.
Latihan yang dilakukan secara rutin ini, melibatkan sekitar 500
personel, yang terdiri dari Airport Emergency Committee dan Airport
Security Committee dari Angkasa Pura I, Perum LPPNPI, TNI/Polri,
Basarnas, pemadam kebakaran, serta rumah sakit di sekitar Denpasar.
"Kegiatan ini merupakan latihan terpadu yang dilakukan secara berkala
dan berkesinambungan untuk menguji fungsi koordinasi, komunikasi, dan
komando antarunit dan instansi sesuai dengan Dokumen Penanggulangan
Keadaan Darurat Bandara (Airport Emergency Plan Document) dan Dokumen
Program Keamanan Bandar Udara (Airport Security Programme Document).
Kegiatan ini juga untuk melatih dan memantapkan kemampuan personel
sesuai dengan bidang tugas masing-masing," jelas Direktur Utama Angkasa
Pura I Danang S Baskoro, Selasa (19/10/2016).
Latihan PKD ini tidak hanya latihan untuk penanganan pada kecelakaan
pesawat atau aircraft crash saja, namun juga dilakukan simulasi
kebakaran gedung atau domestic fire dan juga teror bom di bandara atau
aviation security exercise.
Terdapat hal yang unik di dalam latihan teror bom, yakni skenario
latihan dibuat secara tertutup. Sehingga para personil tidak diberi tahu
kapan dan dimana mereka akan melakukan aksinya.
"Hal ini untuk melihat bagaimana kesiapan para personil jika sewaktu –
waktu hal tersebut terjadi, sehingga segala sesuatunya dibuat secara
real,"ujar Danang.
Danang menambahkan, bahwa dalam bisnis kebandarudaraan, aspek
keselamatan dan keamanan penerbangan merupakan prioritas utama yang
bersifat mandatory dan wajib dijadikan perhatian ekstra karena
menyangkut keselamatan jiwa manusia. Oleh karena itu, melalui pelatihan
ini kami berharap dapat mengetahui tingkat kesiapan, baik personel
maupun alat-alat pendukungnya.
"Terlebih lagi ini adalah bandara yang menjadi sorotan dunia. Sebagai
destinasi pariwisata favorit di mata dunia, maka Bandara I Gusti Ngurah
Rai harus benar-benar siap dalam melayani dan memberikan kenyamanan
serta keselamatan penerbangan bagi seluruh pengguna jasa bandara,"
imbuhnya.
Sepanjang tahun 2016, Angkasa Pura I telah melaksanakan latihan seperti
ini empat bandara, yaitu di Bandara Adi Soemarmo Surakarta, Bandara
Frans Kaisiepo Biak, Bandara Juanda Surabaya, dan Bandara I Gusti Ngurah
Rai Bali. Direncanakan di tahun 2017 mendatang akan kembali di gelar di
lima bandara lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar