Warga Bukit Duri Siap Direlokasi, Anies Menyedihkan
www.LigaEmas.net - Hujan yang membanjiri ibu kota belakangan
ini menjadi suatu perhatian publik, ya memang bulan-bulan Febuari kerap
kali kita kenal sebagai musim dengan curah hujan yang sangat tinggi.
Curah hujan yang tinggi tersebut membuat beberapa titik khususnya di DKI
Jakarta “masih” terendam banjir, ada yang unik dalam menanggapi hal
banjir tersebut, berbagai pihak yang tidak suka terhadap gubernur
pertahana terlebih pendukung fanatik Anies-Sandi (karena dalam konteks
Pilkada) bersorak girang ketika mengetahui masih mendapati
lokasi-lokasi banjir tersebut, hal ini kemudian menjadi amunisi dalam
menyerang gubernur pertahana dalam pencalonan dirinya kembali bersama
dengan pak Djarot. Bayangkan dimana peran akal sehat ketika bencana dan
kesengsaraan penduduk dijadikan kegirangan dan senjata untuk menyerang
pasangan calon yang lain. Luar Biasa.
Namun ada hal yang paling disayangkan
dalam kasus banjirnya daerah Bukit Duri beberapa waktu lalu, mungkin
kita semua juga telah mengetahuinya bagaimana sindiran tanpa solusi
seorang Anies Baswedan terhadap kondisi banjir di Bukit Duri.
Hal yang tak patut dicontoh, ironisnya kawasan Bukit Duri inilah yang
memenangkan pasangan calon Anies-Sandi pada pemungutan suara Pilgub
putaran 1 lalu, “sudah dimenangkan, malah ditertawakan”.
Jika sudah total tidak banjir, Anies-Sandi tidak akan laku
Mengatasi permasalahan utama ibu kota
mengenai banjir, bukanlah perkara mudah karena bicara mengenai mengatasi
banjir berarti berbicara soal sistem, bukan hitungan 1-2 tahun bisa
langsung beres, hal inilah yang perlu dilanjutkan seorang Ahok-Djarot
untuk membangun sistem terpadu dalam mengatasi banjir.
Terkadang para haters pak Ahok,
bahkan seorang Anies Baswedan malah memiliki ekspektasi yang lebih besar
dibanding pendukung pak Ahok sendiri, mereka berharap dalam “2 tahun”
menjabat sebagai gubernur sudah bisa menyelesaikan semuanya dengan baik,
mereka bahkan menganggap pak Ahok lebih hebat dibanding
gubernur-gubernur sebelumnya, merupakan suatu penghormatan yang tinggi
dari para haters dan Anies Baswedan. Jika memang dalam 2 tahun
dapat total tidak ada kebanjiran di Jakarta, maka tidak perlu
repot-repot Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menjatuhkan harga dirinya
untuk mengikuti Pilgub DKI karena mereka tidak akan laku, jadi sungguh
lucu sekali jika ada sindiran dari seorang Anies Baswedan seperti itu.
Warga Bukit Duri siap direlokasi
Bagi siapapun warga yang menjadi langganan
banjir, tentu tidaklah menyenangkan, aktivitas terganggu dan
menyebabkan kerugian secara materi, begitu juga dengan warga Bukit Duri
yang sudah bosan menjadi korban banjir sehingga relokasi memanglah jalan
satu-satunya agar warga hidup lebih layak, mengingat kawasan Bukit Duri
tersebut harus dinormalisasi untuk kebaikan bersama.
Mereka mendambakan tempat yang nyaman, tenang dan aman dari banjir, hal ini lebih dari sekedar perhatian dan prihatin secara sosiologis yang menganggap relokasi itu tidak manusiawi. Coba para seworders dan siapapun kita, sejenak kita tanya ke dalam relung hati kita yang paling dalam, lebih tegakah kita jika membiarkan mereka setiap hujan harus cemas akan terjadi banjir? Hidup penuh dengan kekhawatiran dan kekumuhan? Masihkah kita bilang kita sebangsa dan setanah air?Wadi, 55, salah satu pengurus RT 01/12 Bukit Duri, Jakarta Selatan, mengatakan warganya rela direlokasi. “Kami siap direlokasi. Asal kami diajak bicara,” kata Wadi kepada Metrotvnews.com, di RT 01/12 Bukit Duri, Jakarta Selatan, Jumat 17 Februari 2017.
Kompetisi yang sehat
Jika seorang Anies Baswedan memang ingin
memajukan Jakarta dan menjaga keteduhan Pilkada, tentunya sikap-sikap
provokatif berupa sindiran tidak perlulah dilakukan, masalah banjir
bukanlah soal Pilkada, bukan “siapa” yang dapat mengatasinya tapi
“bagaimana” mengatasinya untuk kepentingan bersama, respect penulis
kepada Anies Baswedan sudah benar-benar di titik nadir, bukan soal pak
Ahok-Djarot tapi soal bagaimana Anies Baswedan bersikap, seharusnya
Anies Baswedan turut mengedukasi warga Bukit Duri yang telah
memenangkannya agar mau direlokasi demi kebaikan mereka, tapi hal itu
tidak dilakukan dan sungguh mengecewakan, beliau lebih fokus kepada
“siapa” yang dapat melakukannya, artinya apa? Beliau melakukan sesuatu
hanya agar namanya dipandang baik serta memperoleh kekuasaan dan itu
sangat menyedihkan.
Salam dari titik buta.
sumber gambar :
Rumah-rumah di Bantaran Kali Ciliwung (Foto: Hasan Alhabshy (detikcom))
Suasana banjir di Bukit Duri, Jakarta Selatan (16/2/2017) (ANTARA News/Lia Wanadriani Santosa)
0 komentar:
Posting Komentar