Selasa, 21 Februari 2017

Peryataan Menggegerkan Siang Ini..! Kapolri Marah Besar, Kapolda Metrojaya Menerima Surat Pemberitahuan Pengulingan Ahok Dari Jabatan Gubenur DKI, Mengejutkan..! Ada Apa Dengan Prabowo.

Peryataan Menggegerkan Siang Ini..! Kapolri Marah Besar, Kapolda Metrojaya Menerima Surat Pemberitahuan Pengulingan Ahok Dari Jabatan Gubenur DKI, Mengejutkan..! Ada Apa Dengan Prabowo.

http://ligaemas.blogspot.com/2017/02/peryataan-menggegerkan-siang-ini.html

www.LigaEmas.com - Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menerima surat pemberitahuan aksi penggulingan Ahok dari kursi Gubernur DKI. Kali ini demonstrasi akan dipimpin oleh Sekjen FUI (https://m.tempo.co/read/news/2017/02/18/064847940/polisi-benarkan-ada-rencana-aksi-gulingkan-ahok-di-dpr).
Bila sebelumnya aksi selalu dikomandoi FPI, kali ini telah berbeda karena Rizieq Shihab sudah jadi tersangka kasus asusila yang memalukan. Namun pengikutnya masih mendukungnya dan justru memutarbalikkan fakta yang sudah ada.
Komando telah berpindah tangan, namun agenda masih tetap sama. Bendera agama pun masih senjata untuk menghabisi Ahok. Tanggal yang dipilih pun 21 Februari. Mungkin ingin mengulangi kecantikan aksi 212 tahun lalui. Hanya saja komandonya bukan lagi yang berisik itu.
Namun kali ini lokasi yang dipilih berbeda. Jika aksi 411 dan 212 di depan Istana Presiden dan Monas, kali ini memilih di depan gedung DPR-RI. Hal ini sejalan dengan proses angket yang sedang berjalan di parlemen.
Tak terbayang entah sampai kapan agama dipakai untuk memuaskan hawa nafsu mereka. Padahal Ahok sendiri sudah sukses dijebloskan menjadi tersangka dan kasusnya masih sedang berjalan di pengadilan. Apa lagi agenda lain selain tujuan politik?
Tuntutannya pun lucu, selain ingin menjatuhkan Ahok dari kursi Gubernur, mereka menuntut untuk menghentikan kriminalisasi terhadap ulama, penangkapan mahasiswa, dan mendesak memenjarakan Ahok. Sungguh tuntutan yang lucu dan pemaksaan kehendak. Mereka menuntut keadilan, tetapi mereka mengabaikan keadilan.
Sebelum aksi ini terjadi, kita sudah bisa menyimpulkan bahwa  ini tujuan politis menggagalkan Ahok di Pilkada DKI putaran kedua. Jika mereka menuntut ingin memenjarakan Ahok, bukankah pengadilan sedang berlangsung terhadap Ahok. Jika ingin menuntut Ahok dilengserkan, bukankah jalur politik di parlemen kubu anti Ahok sudah menggulirkan hak angket? Jika mereka menuntut stop kriminalisasi ulama, ulama yang mana? Bukankah ada alat bukti Rizieq Shihab melakukan tindakan asusila?
 
Sayangnya semua diabaikan.
 
Kelanjutan menghabisi Ahok?
Aksi 411 dan 212 memang berhasil secara signifikan menghabisi elektabilitas Ahok. Keengganan memilih Ahok karena perbedaan agama menjadi tumbuh subur di masyarakat. Namun tidak berselang lama, berkat kerja keras dan niat tulus dari sang petahana dan pendukung kebhinekaan, masyarakat justru semakin yakin bahwa Ahok hanyalah korban politisasi agama.
Sekarang senjata itu mau digunakan lagi. Aksi-aksi bela agama masih sangat mungkin terjadi menjelang pemilihan putaran kedua. Namun apakah itu akan berhasil merobohkan Ahok yang sukses memenangkan putaran pertama? Nampaknya tidak akan lagi.
Niat jahat untuk menghancurkan Ahok atas nama agama jutsru sudah jadi pembelajaran bagi masyarakat Jakarta dan Indonesia. Efeknya adalah masyarakat semakin cerdas. Masyarakat juga jadi berani mempertanyakan pemimpin agamanya bila menyimpang.  Reka-reka jahat yang dilakukan justru diubah menjadi kebaikan karena Tuhan tidak pernah diam.
Ajaran agama yang benar tidak membunuh ratio dan hati nurani. Aniaya yang dilakukan terhadap Ahok pada akhirnya tidak akan menghancurkannya. Sekuat apapun ajaran agama dipaksakan bila itu bertentangan dengan ratio dan hati nurani, maka itu akan balik menghancurkan diri sendiri.
Sekarang kita melihat Ahok begitu dicintai masyarakat. Tanpa batas wilayah, suku, agama, ras, dan golongan datang memberikan dukungan padanya. Ratio dan hati nurani menggerakkan orang untuk memihak yang benar.
Lawan Radikalisme
Aniaya yang dilakukan atas nama agama adalah bom waktu di masa depan. Umat akan menjadi apatis dengan agama yang dianut karena melihat perilaku pemimpinnya yang munafik. Skeptisme, sinisisme, dan atheisme adalah buah yang akan dituai.
Sudah saatnya politisasi agama dilawan secara terus menerus. Politisasi agama dan radikalisme tidak akan membawa berkah justru membawa bencana. Bahkan sejarah Indonesia mencatat bahwa ajaran radikal tidak berasal dari negeri ini. Sayangnya banyak orang yang tidak mau belajar sejarah. Namun belum terlambat, biarlah peristiwa ini jadi momentum yang meneguhkan kebhinekaan yang sudah final dan bersatu melawan radikalisme.
 

0 komentar:

Posting Komentar