Sabtu, 25 Februari 2017

Berbahayanya Kata-Kata Anies, Tuding Tanah Pemprov Dibuat Mal

Berbahayanya Kata-Kata Anies, Tuding Tanah Pemprov Dibuat Mal

http://ligaemas.blogspot.com/2017/02/berbahayanya-kata-kata-anies-tuding.html

www.LigaEmas.com - Saya tidak akan pernah lupa apa yang selalu menjadi kebanggaan Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga pada Pilkada DKI 2017, Anies Baswedan. Anies selalu mengedepankan kata-kata dan gagasan sebagai sebuah kelebihan dan keunggulannya dibandingkan dengan cagub nomor dua Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama.

Anies bahkan sering menyerang Ahok yang memang ucapannya sangat keras dan pedas. Bahkan perkataan Ahok kepada seorang anak dan seorang ibu dipakai Anies untuk menyerang Ahok di dalam debat. Tetapi entah tertular Ahok atau memang ini tabiat sebenarnya, kini kata-kata Anieslah yang menjadi sangat berbahaya.

Berbahaya karena perkataan Anies sekarang tidak lagi dengan dasar dan data yang jelas. Semua tidak lagi dipikirkan dengan matang, tetapi asal keluar. Pada akhirnya, ketika diminta penjelasan, malah ngeloyor pergi tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Hal ini terjadi ketika Anies terlihat sewot karena publik terus menerus mempertanyakan program rumah tanpa DPnya. Dia membandingkan penggunaan lahan di DKI Jakarta yang peruntukannya dianggap tidak memihak kepada rakyat kecil, tetapi tak jadi pembicaraan khalayak.

“Tanah Pemprov saja bisa dipakai untuk mal, tanah negara dipakai mal, kenapa rakyat kecil mau pakai jadi ribut? Kenapa rakyat kecil mau pakai tanah negara jadi ramai? Mau dipakai buat mal, kita semua diam,” kata Anies seusai silaturahim dengan warga di Jalan Cikoko, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (25/2/2017) pagi.

Pernyataan Anies bahwa tanah pemprov dipakai untuk mal sontak membuat wartawan tidak tinggal diam dan berusaha mengorek tanah pemprov mana yang dimaksud Anies. Maklum, pernyataan Anies ini bisa menjadi sebuah sumber pemberitaan baru bagi mereka.

Namun sayangnya, saat dikonfirmasi kembali, Anies tidak menjelaskan di mana tanah negara yang dia sebut dijadikan mal tersebut. Dan Anies langsung menyudahi sesi wawancara.

“Nanti kami diskusikan, tidak bisa saya jelaskan sekarang,” ujar Anies, di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (25/2/2017). 

Mungkinkah Anies saat ini sudah berubah?? Atau semua yang ada dalam diri Anies sebelumnya hanyalah sebuah kosmetik belaka?? Sebuah tampilan luar sebagai orang yang santun dan elegan dalam berkata-kata, tetapi kenyataannya adalah orang yang berbahaya dalam berkata-kata.

http://ligaemas.blogspot.com/2017/02/berbahayanya-kata-kata-anies-tuding.html

Padahal Anies sudah pernah dan terus menerus mengingatkan Ahok untuk berhati-hati dalam berkata-kata. Bahkan seperti seorang dosen mengajarkan mahasiswanya, Anies dengan sangat sistematis menjelaskan pentingnya kata-kata dalam sebuah kepemimpinan.

“Karena itu, Pak Basuki jangan hanya kerja, kerja, kerja, tapi juga harus dengan kata-kata dan gagasan. Bung Karno pernah bilang banyak bekerja banyak bicara. Jangan banyak bekerja tanpa bicara.”

“Hargai kata-kata untuk membangun manusia. Kalau Anda meremehkan kata-kata, Anda memecah belah warga Jakarta,” kata Anies.

Dalam kesempatan lain, Anies juga menyatakan bahayanya seorang pemimpin jika tidak memperhatikan kata-katanya. Karena dalam kepemimpinan ada tiga hal yang perlu dimiliki seorang pemimpin.

“Tiga hal itu gagasan, kata-kata, dan karya. Tidak bisa cuma kerja, kerja, kerja, tapi tak mementingkan kata-kata, bahaya sekali,” kata Anies pada acara seminar di kantor DPP Partai Perindo, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/11/2016).

http://ligaemas.blogspot.com/2017/02/berbahayanya-kata-kata-anies-tuding.html


Kini, semua pernyataan itu berbalik kepada Anies. Kata-kata Anies yang menyebut bahwa tanah pemprov dipakai untuk membangun mal harus dipertanggungjawabkan. Jangan sampai asal ngomong saja tanpa bukti yang jelas. Karena sebagai seorang calon pemimpin Jakarta, warga memperhatikan betul setiap pernyataan yang disampaikan.

Lalu benarkah ada tanah pemprov yang dibangun mal?? Kita harus menunggu hasil diskusi dan penjelasan Anies serta timnya. Kalau tidak bisa dibuktikan, maka pernyataan Anies ini adalah hoax. Dan sebagai calon pemimpin di DKI ini, kata-kata Anies sudah sangat berbahaya. Karena berita hoax ini juga merupakan sebuah fitnah.

Sekali lagi, Pilkada sanggup mengubah orang santun menjadi kasar, orang yang berkata-kata dan bernarasi halus menyampaikan berita-berita tidak berdasar dan hoax. Semua hanya karena mengejar kekuasaan, bukan demi melayani masyarakat. 

Semoga rakyat tidak terikut oleh kelakuan pemimpin seperti Anies dan segera menghentikan model pemimpin seperti ini untuk menjadi Gubernur Jakarta. Caranya, mari dukung Ahok dan selamatkan Jakarta dari kata-kata yang tidak berdasar dan menyesatkan.


0 komentar:

Posting Komentar