Jumat, 25 Agustus 2017

Berita Bola - Taktik Jitu Jokowi, Pilpres 2019 Belum Mulai, Saracen Dihancurkan Sejak Dini

Taktik Jitu Jokowi, Pilpres 2019 Belum Mulai, Saracen Dihancurkan Sejak Dini


Berita Bola - Jokowi mungkin tidak terlibat langsung dengan penangkapan pemilik akun-akun yang suka memposting ujaran kebencian di media sosial. Jokowi mungkin saja  tidak terlibat langsung dari terbongkarnya bisnis Saracen. Tapi percayalah, Jokowi adalah aktor utama dibalik ini semua dan ini bagian dari scenario Jokowi untuk bertarung di Pilpres.

Kasus yang menimpa Ahok menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi Jokowi. Dengan segudang prestasi yang ditorehkan Ahok, ternyata belum cukup untuk membuat Ahok memenangkan Pilkada DKI. Ironisnya, Ahok dikalahkan bukan karena kehebatan Anies, namun karena isu sara yang diviralkan oleh Saracen.

Jokowi sadar betul sehebat apapun kinerjanya membangun Indonesia, hal tersebut tidak bisa menjadi jaminan Jokowi akan kembali meraih kursi presiden di Pilpres 2019. Jokowi bisa saja dikalahkan oleh Saracen, seperti halnya Ahok.



Jokowi melihat membasmi Saracen jauh lebih urgen dibanding melakukan safari politik mencari dukungan partai. Toh, tanpa melakukan safari politik pun, partai-partai datang sendiri menyatakan dukungannya kepada Jokowi seperti Nasdem, Golkar, Hanura, PPP, dan Perindo.

Ada dua hal penting yang bisa menjadi kunci utama Jokowi memenangkan Pilpres 2019. Pertama, Jokowi harus segera mungkin menyelesaikan mega proyek sebelum Pilpres 2019. Jika Jokowi mampu melakukan itu, masyarakat akan semakin puas dengan kinerja Jokowi dan akhirnya mendukung Jokowi.

Akan tetapi, hal tersebut bisa gagal total jika Jokowi Saracen masih berkeliaran. Prestasi hebat Jokowi menjadi tidak berarti jika serangan Saracen lebih masif dan menyeramkan. Oleh karena itu, Jokowi memang harus menyingkirkan benalu-benalu yang berpotensi akan menjadi penghalang menuju kursi RI-1.

Jokowi memerintahkan kepada Kapolri untuk menyisiri akun-akun yang hobi menebar kebencian. Kemudian akun-akun tersebut ditangkap agar memberikan efek jera kepada pengguna media sosial yang lain. Penangkapan akun tersebut juga legal karena dipayungi dengan UU-ITE. Mungkin penangkapan pemilik akun-akun tersebut belum mampu menghilangkan secara total akun-akun yang kerap menebar kebencian, namun setidaknya, penangkapan ini membuat pemilik akun media sosial harus berpikir seribu kali sebelum memposting sesuatu. Terlebih, pemilik akun penebar kebencian sebenarnya datang dari masyarakat biasa sehingga tidak terlalu sulit untuk membuat mereka jera.



Jokowi memang harus bertarung dengan oknum-oknum politik dalam mempengaruhi pemilik akun media sosial. Jika Jokowi lengah, akun-akun penebar kebencian akan semakin masif menyerang terlebih jika kompenasi yang diterimanya semakin besar.

Terbongkarnya bisnis Saracen yang melibatkan nama besar Eggi Sudjana juga membuat kubu lawan tak berkutik. Eggi adalah salah satu kuasa hukum Rizieq. Fakta bahwa Eggi adalah salah satu kuasa hukum Rizieq juga berdampak kepada Rizieq. Masyarakat semakin menyadari siapa Rizieq sebenarnya. Rizieq dan Eggi sepertinya sama saja. Keduanya sama-sama suka menebar kebencian.

Terbongkarnya bisnis Saracen ini juga membuat masyarakat terbuka matanya dan menyadari selama ini telah dipengaruhi oleh para akun-akun yang kerap menebar kebencian. Mereka mungkin tidak sempat menduga bahwa para akun yang menebar kebencian tersebut dibayar hingga ratusan juta rupiah.

Hal ini menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk masyarakat. Mereka belajar menjadi masyarakat yang cerdas dan tidak gegabah dalam menerima berita. Mereka akan melakukan croscek terlebih dahulu dari kebenaran suatu berita.

Fakta bahwa Ahok menjadi korban nyata bisnis Saracen tentunya membuat prihatin siapapun. Ahok adalah pehlawan untuk Jakarta yang mencintai Jakarta lebih dari dirinya sendiri. Ahok telah menyelamatkan Jakarta dari para mafia-mafia dan koruptor.

Saya yakin perlahan akan muncul kesadaran di masyarakat bahwa Jokowi jangan sampai menjadi Ahok yang kedua. Cukup Ahok saja yang mengalami pil pahit. Jangan sampai Indonesia merugi kehilangan sosok seperti Jokowi.

Mungkin kita terpukul melihat Ahok harus menjadi korban Saracen. Tapi percayalah, Ahok adalah pahlawan untuk Jokowi. Ahok mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan Jokowi. Dari kasus yang menimpa dirinya, Jokowi mendapat pelajaran yang sangat berhagra. Saya yakin Ahok tidak menyesali nasib yang sedang dialaminya, asalkan Jokowi tidak akan mengalami nasib yang sama.

Jokowi dan Ahok memang menjadi dua sosok yang sedang gencar-gencarnya diserang. Keduanya adalah musuh para koruptor san mafia. Keduanya memang harus solid untuk berperang melawan mereka. Untuk sementara, Ahok mungkin dikatakan kalah, namun percayalah, cepat atau lambat Jokowi akan mampu membungkam lawan-lawannya.

0 komentar:

Posting Komentar