Selasa, 27 Desember 2016

Biadab, Dodi Triono Dibunuh Lalu Dijejal dengan Orang Hidup di Kamar Mandi Sempit

Biadab, Dodi Triono Dibunuh Lalu Dijejal dengan Orang Hidup di Kamar Mandi Sempit

http://ligaemas.blogspot.com/2016/12/biadab-dodi-triono-dibunuh-lalu-dijejal.html

www.LigaEmas.com - Ternyata pelaku telah membunuh terlebih dulu pemilik rumah mewah di Pulogadung, Ir Dodi Triono sebelum menyekap anggota keluarganya dalam ruang toilet berukuran kecil.


"Ini pelakunya biadab bener. Ini keluarga bapak dibunuh dan jenazah ditumpuk jadi satu di tempat sempit. Posisinya yang sudah meninggal sama yang masih hidup ditumpuk jadi satu!"

Sebagian dari mereka bersimbah darah dan terdapat luka tusukan di dada hingga luka gorokan senjata tajam di leher usai pintu kamar mandi dibuka.

Mayat korban yang telah meninggal dijejal dan ditumpuk dengan korban yang masih hidup dalam kamar mandi berukuran sempit itu.

Begitu ungkapan perasaan Edi Saputra (50), salah seorang karyawan Dodi Triono (59). 

Saat menceritakan apa yang dilihatnya di kamar mandi majikannya, Jalan Pulomas Utara nomor 7A, Kayuputih, Jakarta Timur, Selasa (27/12/2016) pagi.

Edi menceritakan, mulanya dirinya diberitahukan petugas keamanan Pulomas Residence tentang adanya laporan bahwa pintu rumah majikannya terbuka.

Isi rumah berantakan dan tak seorangpun berada di dalamnya.

"Jadi, ketahuannya waktu ada temanya Diona (putri pertama Dodi Triono), Sheila itu datang ke rumah mau jemput Diona, mungkin sudah janjian mau jalan bareng."

"Tapi, karena dia curiga dengan kondisi rumah, dia laporan ke petugas jaga di komplek ini, temannya itu tahu kalau rumah Diona dan ayahnya sebelumnya di Pulomas Residence sini," ujar Edi.

http://ligaemas.blogspot.com/2016/12/biadab-dodi-triono-dibunuh-lalu-dijejal.html

Edi mengaku sempat menghubungi nomor telepon genggam Dodi Triono.

Namun, telepon genggem majikannya itu tidak bisa dihubungi atau dalam keadaan mati (off).

Lantas, Edi bersama beberapa petugas keamanan komplek bergegas menuju rumah Dodi Triono yang hanya berjarak sekitar 100 meter.

Benar saja, Edi dan para petugas keamanan komplek tersebut mendapati rumah Dodi Triono dalam keadaan pintu sudah terbuka dan beberapa barang berserakan di ruang tengah.


Tak lama kemudian, mereka mendengar rintihan tangis dan suara minta tolong dari kamar mandi.

"Saya hapal suaranya, itu suara minta tolong pembantu rumah bapak sama dari suara anaknya bapak yang tuna rungu dan tunawicara, Zanette," ujarnya.

Edi bersama beberapa petugas kebersihan dan keamanan komplek berusaha membuka gagang pintu kamar mandi.

Namun, rupanya rumah kunci dan dinding pintu terlalu tebal dan sulit dibuka.

Lantas, mereka menggunakan linggis dan beberapa alat untuk mengdongkel rumah kunci dan mendobrak pintu kamar mandi tersebut.


Edi mengaku lemas sesaat pintu kamar mandi berhasil didobrak.

Ia melihat ada 11 orang yang sebagian besar dikenalnya dalam posisi tertumpuk di dalam kamar mandi seluas 1,5x1,5 meter persegi itu.

Ia pun menangis mengetahui majikan dan dua putri majikannya tak bergerak dengan beberapa dengan luka tusukan dan sabetan senjata tajam di tubuh.

"Saya kaget, saya nangis lihatnya. Saya masih enggak percaya dengan apa yang saya lihat tadi," ucap Edi.

Edi pun makin terkejut karena dari ada dua temannya selaku sopir pribadi di tumpukan 11 orang itu juga ditemukan sudah tidak bernyawa.


"Yang satu sopir itu pengantin baru, baru sekitar sebulan lalu menikah. Enggak berkeprimanusiaan ini pelakunya," tuturnya.

0 komentar:

Posting Komentar