Jangan berhenti SEBARKAN.... SHARE... Pak Ahok tidak menistakan agama, Melihat Video Dr. Zakir Naik Soal Al-Maidah 51 Ini Rizieq Shihab FPI Bisa Kejang-Kejang, Dan Ternyata Ahok Tidak Menistakan Agama....
www.LigaEmas.net - Bagi kelompok sapi-sapian dan ikhwan secingkrangannya, Dr. Zakir Naik
adalah sosok yang mereka kagumi. Di youtube, banyak sekali
ceramah-ceramah dan debat-debat Dr. Zakir Naik yang diunggah dengan
terjemahan bahasa Indonesia. Fans Dr. Zakir Naik sangat senang, dan
seringkali membagikan link-link youtube tersebut. Mereka melihat, Dr.
Zakir Naik inilah yang ditunggu-tunggu mereka selama ini untuk melawan
kekafiran.
Tentu. Kelompok sapi-sapian tidak akan pernah menganggap Dr. Zakir Naik
sebagai “Penista”. Justru, beliau akan dianggap sebagai juru selamat
yang akan mengislamkan penduduk dunia, khususnya yang beragama Kristen.
Kata-kata Aa Gym (Kata Aa, “Ane lagi.. Ane lagi..”), “Yang muslim urus
diri sendiri. Non muslim juga silahkan dengan keyakinannya” tentu tidak
akan berlaku untuk Dr. Zakir Naik. Mengapa? Sebab, konsep “lakum dinukum
wa liyaddin” hanya berlaku untuk Ahok.
Siapa di antara kelompok sapi-sapian yang berani bilang Dr. Zakir Naik
ini “Penista”. Padahal, beliau ceramah dimana-mana selalu membahas agama
orang. Mengutip ayat-ayat Kitab Suci orang. Menguliti setiap kesalahan
dari Kitab Suci orang. Menyimpulkan bahwa konsep anu salah, konsep anu
bertentangan dengan anu, ayat anu bertentangan ayat anu.
Dan Ahok. Cuma mengutip Al-Maidah ayat 51, tujuh koma lima juta orang
(jumlah ini diambil biar panitia pelaksana demo senang) mendemonya
karena dianggap telah menista Quran pada 212. Belum lagi, demo-demo
sebelumnya. Luar biasa bukan. Luar biasa gagal pahamnya saya.
Tapi. Bukan itu sih yang ingin saya sampaikan. Itu cuma prolog yang
hendak mengukur kadar kewarasan umat Islam negeri ini. Berlaku adillah,
sebab itu lebih dekat pada takwa. Itu kata Quran loh.
Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan sesuatu yang mungkin akan
mengejutkan anda, terutama kelompok sapi-sapian dan ikhwan
secingkrangannya. Mereka yang gethol sekali menyerukan kepada umat
“Jangan Pilih Pemimpin Non-Muslim” itu yang dikatakan Quran.
Hari ini saya hendak menyampaikan bahwa Fans antum, al-mukarrom
al-ustadz Dr. Zakir Naik, dalam sebuah acara tanya jawab, menyatakan
bahwa kata “Auliya” yang diterjemahkan sebagai “Pemimpin” dan antum
ngotot dengan terjemahan tersebut. Menurut beliau kata tersebut berarti
“Pelindung”. Kalau tidak percaya tonton aja disini: Penjelasan Dr. Zakir
Naik Tentang Al Maidah 51
Dalam video tersebut ada seorang anak bertanya kepada Dr. Zakir Naik,
“Apakah kita muslim diperbolehkan berteman dengan Hindu, Kristen dan non
Muslim?”
Dr. Zakir Naik menjawab, “Saudariku, kamu harus berteman dengan. Akan
tetapi tujuan utamanya harus membawanya ke dalam kebenaran. Berteman
tidak masalah. Banyak orang menjadi salah paham mengenai surat Ali-Imran
dan surat Al-Maidah. Ayatnya biasanya salah menerjemahkannya yaitu,
“Jangan membuat pertemanan (menjadikan teman) dengan non Muslim atau
dengan musyrik. Itu adalah salah menerjemahkan.
Yang benar dikatakan Quran adalah lebih baik menjaga umat Islam dan
kata-kata yang ada itu berarti pelindung. Ini tidak berarti tidak
diperbolehkan berkenalan atau berteman. Jadi saudariku kamu tetap boleh
mempertahankan pertemanan dengan non muslim. Tapi, kapanpun ada
pertemanan antara dua manusia, selalu diingat, antara kamu mempengaruhi
dia atau dia mempengaruhi kamu. Kamu tidak bisa mengatakan kita berteman
tapi tidak terjadi apa-apa. Dia mengikuti jalan hidupnya, saya
mengikuti jalan hidup saya. Kapanpun ada pertemanan. Antara kamu
terpengaruh oleh dia atau dia terpengaruh oleh kamu”
Begitulah transkrip yang bisa saya buat. Saya cuma meng-copy paste
terjemahan yang memang sudah ada di video tersebut. Dan terjemahannya
memang sudah sesuai. Tidak saya buat-buat dan tidak ada “kata” yang
hilang, yang mungkin akan berpotensi pada aksi bela Islam.
Dr. Zakir Naik tidak sama sekali menyinggung tentang konsep pemimpin
dalam Al-Maidah 51. Ayat tersebut memang bukan ayat Pilkada. Tapi, ayat
tersebut membahas masalah petunjuk dalam mengadakan hubungan pertemanan.
Kata auliya diterjemahkan sebagai pelindung. Yang biasanya, kata
tersebut diartikan sebagai teman. Tidak dibahas tentang pemimpin dalam
paparannya. Ataupun yang mengindikasikan ke arah sana. Jadi, terjemahan
dari Al-Maidah 51 adalah “Janganlah kamu menjadikan orang kafir dan
musyrik sebagai pelindung.”
Kalau kata pelindung ini diasosiasikan kepada “pemimpin”, dan dipaksakan
bahwa pelindung itu maksudnya pemimpin, maka pertanyaannya adalah
mengapa Dr. Zakir Naik mengutip ayat itu untuk pertanyaan si anak tadi?
Bukankah pertanyaan si anak tentang konsep pertemanan. Apa tidak ada
ayat Quran lain yang membahas tentang pertemanan, sehingga terpaksa
menggunakan ayat tentang Pilkada untuk menjawab pertanyaan anak
tersebut?
Sekali lagi saya katakanan. Al-Maidah ayat 51 tidak membahas tentang
Pilkada atau konsep kepemimpinan. Tapi, tentang konsep hubungan sosial
dengan non muslim.
0 komentar:
Posting Komentar